MAHASISWA FAKULTAS HUKUM STUDI EKSKURSI KE LEMBAGA YUDIKATIF NEGARA
Dalam rangka aktualisasi pemahaman kelembagaan satu rombongan besar mahasiswa semester akhir Fakultas Hukum kunjungan ke sejumlah Lembaga Yudikatif Negara selama empat hari berturut-turut. Kunjungan dihelat mulai tanggal 12-15 Juni 2011.
memperingati Dies Natalis UPNV Jatim yang ke 52 tahun, Fakultas Hukum selenggarakan Kuliah Tamu dengan menghadirkan Prof Dr. Jimly Asshiddiqie, SH yang bertempat di Ruang seminar lantai 3 Gedung Giri Satya. Acara yang dihelat pada hari Kamis tanggal 9 Juni 2011 tersebut mendapat sambutan yang sangat antusia dari kalangan civitas akademika UPNV Jatim yang memenuhi ruangan seminar. Tampak hadir dalam kesempatan ini Wakil Rektor II Ir. Efi Darmayanti, MP, Wakil Rektor III Ir. Patrab, Ketua BPH dan sejumlah unsur pimpinan di UPNV Jatim.
Rektor UPN “Veteran” Jatim dalam sambutannya yang diwakili Wakil Rektor II Ir. Efi Darmayanti menyampaikan bahwa kuliah tamu dengan mengangkat tema aktualisasi Bela Negara di masa kini merupakan salah satu bentuk komitmen nyata Fakultas Hukum UPNV Jatim dalam menumbuhkan kesadaran pentingnya memupuk semangat Bela Negara dalam kehidupan bernegara di masa kini terutama bagi generasi muda penerus cita-cita bangsa.
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie dalam orasinya menyampaikan bahwa Issue bela negara sebenarnya telah ada semenjak bergulirnya reformasi 13 tahun terakhir ini (era demokratisasi), namun kehidupan berpolitik, ekonomi, sosial, budaya bangsa justru bergerak ke arah liberalisasi. Keadaan ini mengakibatkan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan bernegara mulai luntur. Untuk itu Prof Jimly menyatakan penting bagi Indonesia mengadakan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai pancasila. Pancasila dan UUD’ 1945 harus dianggap sebagai “perjanjian Suci” yang dibuat oleh wakil-wakil rakyat Indonesia dengan tujuan yang mulia. Tentu didalamnya telah disepakati nilai-nilai yang begitu suci yang merupakan kesepakatan bersama.
Mantan Ketua MK ini juga menyampaikan semangat dan nilai nilai pancasila telah banyak luntur diakibatkan pengaruh-pengaruh barat yang tidak bisa disaring dengan baik oleh generasi muda sekarang. Apabila hal ini dibiarkan, bisa jadi Negara Indonesia akan mengalami kehancuran seperti halnya eropa. Uni Soviet tidak hancur oleh satu butir bom pun, melainkan melalui pengaruh dari luar yang tidak bisa dibendung lagi dalam bentuk LSM yang selalu menyuarakan kebebasan dan kesetaraan.
Indonesia adalah Negara yang kaya dalam segala hal dan Indonesia punya potensi menjadi Negara maju di Abad 22 ujar beliau. Persoalannya adalah bagaimana masyarakat Indonesia bisa membangun rasa kebangsaan sebagai wujud Bela Negara . Prof Jimly setidaknya mengemukakan 4 stategi membangun rasa kebangsaan atau nasionalisme, yakni melalui pendidikan regular yang berkarakter, melalui pendidikan jangka pendek, melalui praktek kegiatan bernegara dan melalui media massa. (Zul)